PENGANTAR
Dunia penuh kekusutan rohani dan kebenaran. Ada banyak kondisi dan cara di mana kita melenceng tanpa tahu kita ini tersesat.
Ungkapan Alkitab tentang betapa canggih si penyesat, ketimbang manusia yang disesatinya: “Iblis menyamar sebagai malaikat terang.”
Banyak pengorbanan-diri tanpa kita sadari bahwa itu sia-sia. Salah satunya, “bom bunuh diri” yang menjanjikan pelakunya naik ke Surga. Tetapi, 2000 tahun lalu, hal-hal ini telah diperingatkan oleh Yesus:
YOHANES 16 : 2
“…akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” |
Itulah ciri-ciri dunia yang kehilangan tolok-hakiki: alasan aktual, dan nurani kejujuran. Yang ramai bermunculan, adalah kesemuan yang membonceng kesejatian.
Kembali ini diperingatkan oleh Yesus Kristus bahwa si jahat selalu menaburkan benih lalang di tengah-tengah benih gandum. Keduanya lalu tumbuh bersama, sulit dibedakan, sulit dicabut satu terhadap yang lainnya (Matius 13:24-30). Maka menjamurlah alasan, fakta dan keadilan “tandingan” antara gandum dan lalang!
Salah satu alasan-tandingan adalah asumsi bahwa Kitab Suci yang datang belakangan adalah pengukur kebenaran atas semua Kitab Suci lainnya. Padahal kaidah kebenaran adalah: “Kebenaran Palsu baru ada, setelah Kebenaran Asli itu ada dan tidak terhilangkan.”
Maka, THE OLD test THE NEW: “Otoritas yang absah terdahulu harus mengukur setiap pemunculan otoritas baru yang mengklaim ini dan itu.” (Simak halaman 15 dan 159-161).
Muhammad sangat sadar, bahwa otoritas baru, yakni Alquran, harus membuktikan dirinya sebagai wahyu Allah. Tetapi, saksi-saksi adikodrati manakah yang dipunyainya?
Ketiadaan “saksi-saksi langit,” inilah yang memaksa beliau harus membuktikan Quran dengan cara yang keluar jalur: yaitu cara insani, bukan ilahi! Dan, beliaupun memilih menantang manusia dan jin untuk mengarang surat-surat SEMISAL QURAN (QS 2:23, 17:18)!
Apa hasilnya? (Simak halaman 150-153).
Umat Muslim menolak bahwa Alquran punya unsur-unsur dunia, karena ia turun seutuhnya dari surga melalui Jibril tanpa campur tangan manusia (QS 25:4-6, 85:21-22, 4:82, 2:97).
Tetapi konflik tentang pewahyuan Jibril telah menjadi fakta yang tidak tertutupi. Siapa itu Jibril yang satu ini? Adakah saksi ke dua atau ke tiga yang menyaksikan Jibril selain klaim dari Muhammad sendiri?
Siapakah yang membuktikan bahwa sosok yang dinamai Jibril itu benar-benar datang dari Allah yang benar?
Selain Muhammad, tak pernah ada Nabi Allah yang jatuh pingsan keberatan/ketakutan ketika menerima pewahyuan, lalu ketakutannya diselesaikan oleh manusia, bukan Jibril sendiri.
Tidak ada nabi lain yang pewahyuan kepadanya ditandai dengan mendengkur unta (Lihat Bab 11 Bagian II).
Bahkan, kenapa Muhammad sendiri kurang yakin akan malaikat Terang tersebut? (Simak halaman 81-83).
Berbicara tentang ALLAH, ketika Alquran mengatakan Allah-nya orang Yahudi dan orang Nasrani adalah sama dengan Allah-nya Islam, maka sungguh tidak ada sepotongpun bukti sejarah, tradisi penyembahan, arkeologi dan science yang mendukungnya.
Tuhannya Alkitab menamakan diri-Nya sebagai YAHWEH, tidak pernah mengenal nama “ALLAH” (Alkitab dalam terjemahan arabik-nya menyebut Allah hanya sebagai sebutan, bukan nama pribadi).
Ia-lah Sang Bapa yang ber-relasi, menggendong, mengasihi secara personal (termasuk orang kafir/berdosa sekalipun), dan bercakap-cakap langsung kepada anak-anakNya. (Kejadian 3:9-13, 21, Yesaya 46:4; 63:9, 2 Samuel 7:14, Ulangan 4:33, Matius 6, Yohanes 3:16, Lukas 9:35, dan lain-lain).
Sebaliknya, Allah Islam terambil dari nama “al-llah” yaitu salah satu dewa pagan pra-Islam yang sempat menjadi Bapa dari anak-anak perempuan-Nya al-Lata, al-Uzza dan Manat (QS 53:19, 20).
Ia bukan dan sama sekali tidak pernah disebut Yahweh atau Bapa oleh Muhammad, oleh Jibril atau Allah SWT sendiri.
Ia tidak bisa mengasihi musuh-musuh-Nya.
Iapun tetap disembah dengan ritual dan simbol-simbol pra-Islam seperti terlihat pada upacara Haji dan mencium sebuah batu (Simak Bab 4 dan appendiks B).
Banyak dari kaum Muslim secara salah mencampur-adukkan konsep-konsep Allah, pewahyuan, kenabian, kesejarahan Alkitab dan lain-lain, seolah sama seperti Alquran.
Ketika anda mempersoalkan kenapa Alquran berisi begitu banyak seruan untuk membunuh atau memerangi orang kafir dan murtad, maka teman muslim santai-santai saja saat membelanya: “Bagaimana dengan Perang Salib? Apakah kalian Kristen tidak memakai kekerasan yang sama?” Itulah pembelaan yang menyesatkan logika diri.
Kenapa?
Kekerasan dan/atau pembunuhan yang dilakukan oleh para Muslim terhadap “musuh-musuh” Islam adalah merupakan ketaatan terhadap Alquran. Mereka pantas berseru: “Allahu Akbar!” Namun bila itu dilakukan oleh Kristiani, itu adalah bentuk ketidak-taatan terhadap Alkitab. Mereka tidak bakal berseru” “Hidup Yesus!”
Masih banyak lagi kesesatan logis (logical fallacies) yang dapat menimpa orang yang tidak jeli dan tekun mencari wajah Tuhan. Sungguh kita perlu menyimak secara kritis apa yang kita persepsikan selama ini. Secara rasional dan lepas (open mind).
Mari kita mulai menyimak bersama.
Penulis
ROBERT MOREY
(Seorang pendeta Kristen dan apolog yang telah menulis sejumlah buku dan pamflet. Kritik kerasnya terhadap Islam, Wicca, dan Kristen non-Evengelical.)
DAFTAR ISI
Bab 01.
Bab 02.
Bab 02.
LATAR BELAKANG BUDAYA ISLAM
Bab 03.
Bab 04.
Bab 04.
TUHAN AGAMA ISLAM
Bab 05.
NABI ISLAM
Bab 06.
Bab 07.
Bab 07.
KITAB SUCI ISLAM
Bab 08.
Bab 09.
Bab 10.
Bab 09.
Bab 10.
KITAB SUCI KEDUA
Bab 11.
Appendiks A
Appendiks B
Appendiks B
__●●●__
Posted by Lilin.
Jakarta, November 2014.