ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

bab06

NABI ISLAM

Bab 6
Kehidupan Muhammad

Kehidupan Muhammad, dengan segala seni seluk beluk dan lekak lekuknya, dapat diketahui dari bahan-bahan yang ditemukan dalam Alquran, Hadis, dan tradisi Muslim terdahulu.
Ada juga banyak biografi, baik yang ditulis orang Muslim maupun orang Barat, yang membicarakan mengenai Muhammad.

Patut disyukuri, fakta-fakta dasar mengenai kehidupan Muhammad adalah hal yang dikenal dengan baik dan bukan isu kontroversi.11.
   Dozens of such biographies, Muslim and Western, are listed in the bibliography.

Kelahiran Dan Kehidupan Masa Kecilnya

Muhammad lahir di Mekah tahun 570sM dari pasangan suami istri Abdullah (Abd-Allah) dan Aminah. Dia lahir dalam lingkungan suku Quraisy, yang menguasai kota Mekah dan bertindak sebagai penjaga Kaabah dan penjaga pusat ibadah keagamaan yang ada di sekitarnya.
Sebetulnya dia termasuk kerabat jauh keluarga bangsawan Arab, Hashim, namun dia dilahirkan dari ranting keluarga yang miskin.

Ayah Muhammad meninggal sebelum Muhammad lahir, ibunya meninggal ketika Muhammad masih sangat muda.
Muhammad kemudian diasuh oleh kakek dan neneknya yang kaya.
Kemudian Muhammad diserahkan kepada pamannya yang cukup kaya, namun tak lama berselang Muhammad diserahkan lagi kepada paman lainnya yang hidupnya miskin yang semampunya berusaha membesarkan Muhammad.

Menarik untuk dicatat, banyak dari anggota keluarganya tidak pernah mengakui klaim Muhammad bahwa dia seorang nabi.
Contohnya, kakeknya yang sejak masih hidup sampai meninggal tetap menjadi penyembah berhala dan tidak pernah masuk Islam.

Menurut para penulis riwayat hidup Muhammad dan menurut tradisi Muslim yang terdahulu, Muhammad tidak pernah mencapai prestasi apapun ketika dia masih muda.
Dia hanya anak muda Arab biasa-biasa saja, senang berbincang dengan para kafilah. Dia senang mencermati gurun pasir terutama gua-gua.

Satu-satunya yang luar biasa mengenai kehidupan masa mudanya, bahwa dia sudah mulai mengalami visitasi (penjamahan) religius.

Penglihatan-Penglihatan Awal

Menurut tradisi Muslim awal, penyembah berhala yang masih muda usia yang bernama Muhammad mengalami penglihatan ajaib.
Ada cerita, dipercaya umum, Muhammad mengklaim ada makhluk surga yang membelah perutnya, mengaduk isi perutnya, kemudian menjahitnya kembali.22.
   Alfred Guillaume, Islam, pp. 24-25.
Muhammad sendiri nantinya merujuk pada kisah ini dalam Surat 94:1, yang secara literal bahasa Arab diterjemahkan sebagai:

SURAT 94:1
“Bukankah Kami membukakan dadamu untukmu?”

Sebenarnya semua penulis Muslim terdahulu, termasuk keluarga Muhammad, menempatkan peristiwa ini pada masa Muhammad di usia remaja.
Namun para pembela Muslim masa-masa berikutnya tanpa malu-malu, telah coba menggeser masanya ke depan, menjadi masa setelah Muhammad diutus menjadi nabi. Namun bukti sejarah sepenuhnya tidah membenarkan perubahan masa tersebut.

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan “perutnya dibelah terbuka dan isi perutnya diaduk,” tidak pernah diberi penjelasannya. Namun cerita ini sudah didokumentasikan dengan baik sehingga tidak bisa disangkal lagi keberadaannya.
Banyak dari ilmuwan Timur Tengah berpendapat, kisah keagamaan tersebut mungkin muncul karena adanya semacam masalah mental atau masalah medis yang berhubungan dengan epilepsi.

Ibunya Muhammad

Ibunya Muhammad bernama Aminah.
Aminah, seorang ibu yang perasaannya sering meluap-luap dan sering menceritakan dirinya dikunjungi oleh roh-roh atau jin-jin.
Dia juga menyatakan, dia pernah mendapat penglihatan ajaib dan pengalaman religius.
Ibu dari Muhammad juga terlibat dalam apa yang sekarang dikenal dengan nama “seni gaib.” Dan menurut sebagian ilmuwan, orientasi dasar dari seni gaib itulah yang telah menurun kepada anaknya.33.
   John McClintock and James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature.
   (Grand Rapids: Baker Book House, 1981 reprint), 6:406.

Kemungkinan Epilepsi

Beberapa ilmuwan lain menduga, penglihatan ajaib Muhammad muncul mula-mula karena akibat kombinasi penyakit epilepsi dan imajinasi yang berlebih-lebihan.
Tradisi Muslim terdahulu (mula-mula) mencatat, ketika dia akan menerima wahyu dari Allah, dia sering kali jatuh di tanah, tubuhnya mulai menghentak-hentak, mata mendelik ke belakang, dan keringat menetes deras.
Mereka sering menyelimutinya dengan selimut selama peristiwa itu berlangsung.

Dalam keadaan seperti kesurupan itulah dia merasa menerima kunjungan ilahi. Setelah keadaan seperti itu berhenti, dia bangkit dan memproklamasikan sesuatu yang menurutnya telah diwahyukan kepadanya.
Dari deskripsi mengenai hentakan-hentakan tubuh yang sering kali menyertai saat kesurupan tersebut, banyak ilmuwan menyimpulkan gejala-gejala itu adalah serangan semacam epilepsi.

Contohnya, “The Shorter Encyclopedia of Islam” yang diterbitkan oleh Cornell University menunjukkan, Hadis sendiri menyatakan “keadaan setengan abnormal di luar kesadaran diri yang membuatnya tak berdaya” (hal 274).

Perlu diingat, dalam budaya Arab zaman Muhammad, serangan epilepsi diartikan sebagai tanda religius yang menunjukkan seseorang kemasukan roh jahat atau menerima kunjungan ilahi.
Muhammad sendiri mula-mula beranggapan yang dialaminya itu kemungkinan karena kerasukan roh jahat tapi mungkin juga karena menerima kunjungan ilahi.

Semula dia sangat cemas kalau-kalau kemungkinan pertama yang terjadi yang artinya dia kemasukan roh jahat.
Kecemasan ini mendorongnya untuk mencoba bunuh diri.
Namun istrinya yang sangat setia berhasil mencegah keinginan bunuh diri Muhammad dengan berkata, orang sebaik Muhammad tidak mungkin kerasukan roh jahat. Perkara ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam bab lain.

Kami menyadari, meskipun Muhammad memang kemungkinan besar terserang epilepsi, namun para Muslim tetap akan merasa terluka dengan pernyataan yang dianggap menghujat nabinya.
Namun, kalau kita tidak mengungkapkan kenyataan Muhammad tersebut, kita akan dipandang lalai dalam menyampaikan fakta kepada pembaca.
Bagaimana mungkin kita dapat menyembunyikan kenyataan yang secara terbuka telah diungkapkan oleh para ilmuwan Timur Tengah sendiri.

Ilmuwan barat tidak menyangkal, Muhammad mungkin saja punya pengalaman religius semacam itu. Namun, mereka juga percaya pengalaman semacam itu punya tafsir bermacam-macam, dan dalam lingkup fakta-fakta yang ada setiap orang berhak menafsirkan apapun mengenai pengalaman seperti itu.

Seperti halnya orang Muslim bebas menafsirkan hal-hal tersebut sebagai visitasi ilahi, orang non-Muslim pun bebas menafsirkan hal-hal tersebut sebagai terserang epilepsi, kerasukan roh jahat, imajinasi berlebih-lebihan, penipuan, histeria religius, atau apapun yang mereka katakan untuk menjelaskan secukupnya mengenai apa yang sedang dialami Muhammad.44.
   Hurgronji, Mohammedanism (Westport, CT: Hyperion Press, 1981), p. 46.
Pembaca yang harus memutuskannya sendiri… Tugas kami hanya untuk memaparkan semua kemungkinan rasional yang ada.

Dalam “McClintock and Strong’s Encyclopedia” tertulis:
Muhammad diberkati dengan saraf yang peka dan imajinasi yang hidup. Adalah wajar bagi dia, untuk sewaktu menganggap dirinya merupakan orang yang menerima panggilan Tuhan untuk menyebarkan keyakinan baru (agama baru) pada masyarakatnya.

Muhammad – menurut periwayatan yang paling tua yang paling dapat dipercaya – adalah penderita epilepsi, dan dalam keadaan semacam itu dianggap kerasukan oleh roh-roh jahat. Semula, dia mempercayai hal tersebut, tetapi lambat laun dia sampai pada kesimpulan, dengan dukungan dari sahabat-sahabatnya, bahwa roh-roh jahat tidak punya kuasa atas orang yang sedemikian soleh dan suci seperti dirinya, dan dia meyakini bahwa dia tidak berada di bawah kekuasaan roh-roh jahat, tetapi sebaliknya dia merasa dikunjungi oleh malaikat-malaikat, dalam pengaruh halusinasi. Di sini penglihatan dan pendengarannya dalam keadaan tubuh dan pikiran yang tidak biasa menjadikannya seolah melihat mimpi. Atau bahkan diteruskan dalam keadaan sadar, dia melihat hal tersebut pula.

Apa yang menurutnya baik dan benar setelah serangan epilepsi itu, akan dianggapnya sebagai wahyu (paling tidak pada tahap awal epilepsi tersebut). Dengan teguh dan berani ia meyakini apa yang tertangkap dalam tafakurnya, menghadapi rasa malu atas derita dan cacatnya.55.
   McClintock and Strong, Cyclopedia, 6:406.
   For further documentation of such symptoms as falling to the ground, profuse sweating, odd noises, etc., see Pfander, The Balance of Truth, pp. 343-348.

Kebungkaman Modern

Kami sepenuhnya paham bahwa masyarakat modern tutup mulut atas kemungkinan adanya sumber inspirasi religius karena serangan epilepsi yang dialami Muhammad.

Kami paham, pernyataan itu kalau diungkapkan akan menyakiti hati sebagian umat Muslim yang peka perasaannya.
Namun kami sedikitpun bukan bermaksud menghina, melainkan untuk mengutarakan fakta-fakta sesuai dengan deskripsi mengenai karakteristik fisik yang dimanifestasikan kepada Muhammad ketika dalam keadaan seperti orang kesurupan, sebagaimana dicatat dalam tradisi Muslim pada masa-masa awal munculnya agama Islam.
Kami tidak boleh secara otomatis mengesampingkan kemungkinan Muhammad terserang epilepsi.

Bahwa serangan epilepsi itu dipandang sebagai visitasi ilahi atau kemasukan roh jahat adalah bagian dari ketahyulan dan kehidupan keagamaan orang-orang Arab pada zaman pra-Islam.
Kenyataan ini, sesuai anggapan Muhammad sendiri sebagai alasan dari keadaannya seperti kerasukan (ayan), telah menggiring orang untuk membuat kesimpulan bahwa dia mengidap epilepsi atau semacamnya.

Kita tidak dapat menghilangkan fakta sejarah atau menulis kembali sejarah semata-mata pada tujuan untuk tidak menyakiti perasaan orang-orang yang tidak mau mendengar pada kebenaran.
Fakta adalah fakta, tak peduli perasaan orang terhadap fakta itu.

Para ilmuwan Islam dari berbagai generasi telah mencatat laporan yang menyatakan, kita harus mempertimbangkan juga kemungkinan Muhammad menderita epilepsi.
Hal ini dengan sendirinya akan melihat kepada penglihatan yang diterima Muhammad bahwa perutnya dibelah terbuka dan kemudian diikuti oleh berbagai manifestasi “kerasukan-kenabian.”

Latar Belakang Keagamaan

Sebagaimana kita tahu bersama, suku Quraisy di mana Muhammad dibesarkan adalah lingkungan yang getol menyembah dewa bulan bernama Allah.

Muhammad tumbuh dewasa di kawasan dekat Kaabah, dimana terdapat 360 berhala serta satu batu hitam yang memiliki kekuatan magis dianggap sebagai batu keberuntungan bagi suku Quraisy.
Itulah saat-saat dia menyaksikan para peziarah selalu datang ke Mekah setiap tahun. Dia perhatikan mereka sedang menyembah di Kaabah dengan cara berlari-lari mengelilingi Kaabah sebanyak 7 kali, mencium batu hitam, kemudian berlari turun ke dekat Wadi untuk melemparkan batu-batu kepada Setan.

Jadi tidak heran kalau ditemukan banyak unsur penyembahan keagamaan Muhammad yang ditransfer ke dalam agama Islam, dan hal ini tidak mungkin bisa “berasal dari wahyu baru Allah” seperti diklaim oleh Islam.

Istri Muhammad Yang Pertama

Tidak ada peristiwa penting kehidupan masa muda Muhammad.
Pada usianya 25 tahun dia mengurusi rombongan kafilah yang dimiliki perempuan janda berusia 15 tahun lebih tua darinya.
Akhirnya wanita ini jatuh cinta dan menikah dengan Muhammad. Mereka punya 2 putra, semuanya meninggal pada usia muda, serta 4 anak perempuan.
Salah satu puterinya menikah dengan Uthman, yang kemudian menjadi Khalif (pimpinan agama Islam penerus Muhammad) yang nantinya membakukan teks Alquran.

Setelah Muhammad menikahi janda kaya tersebut, Muhammad hidup berkecukupan dan tugasnya terbatas urusan-dagang keluarga.

Panggilan Muhammad Menjadi Nabi

Pada usia 40 tahun, sekali lagi Muhammad mengalami “kunjungan ilahi.” Akibat pengalaman religius ini, Muhammad memproklamirkan diri bahwa Allah telah memanggil dia menjadi nabi dan rasul.
Perlu dijelaskan, dalam tradisi keagamaan orang Arab pada waktu itu, tidak ada istilah dan kasus, seseorang menjadi nabi dan rasul.

Istilah “nabi” telah digunakan Muhammad dengan harapan orang Yahudi akan menerimanya sebagai nabi berikutnya, sementara istilah “rasul” digunakannya dengan harapan umat Kristen akan mengakui Muhammad sebagai rasul berikutnya.

Seruan Muhammad tidak hanya ditujukan kepada para penyembah berhala yang sudah bergabung dengan dia dalam penyembahan di Kaabah, Mekah, tetapi juga ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan umat Kristen.

Konflik Tentang Empat Macam Versi Pewahyu

Dalam Alquran, kita diberitahukan, bahwa Allah yang memanggil Muhammad menjadi nabi dan rasul. Namun, seperti yang diobservasi oleh William Montgomery ternyata:

Ada beberapa versi yang tak pas berkaitan peristiwa ini.66.
   For a full treatment of this contradiction, see W. Montgomery Watt, Muham-mad’s Mecca, pp. 54-68.

Alquran memberikan 4 versi yang menimbulkan konflik mengenai panggilan pertama untuk Muhammad menjadi nabi dan rasul.
Salah satu dari ke-4 versi tersebut bisa benar (dan yang lainnya salah) atau keempat versi tersebut adalah salah semua. Pasti tidak mungkin keempatnya benar semua.

[ Harap lihat Alquran dalam bahasa aslinya, jangan dikaburkan atau dicampur adukkan oleh istilah/sisipan dari penerjemah yang menyama-ratakan (menggantikan) antara ruhulqudus, jibril, dan malaikat ]

Pertama, kita diberitahu dalam Surat 53:2–18 bahwa Sosok Tuhan secara pribadi menampakkan diri kepada Muhammad dalam ujud seorang manusia dan bahwa Muhammad melihat dan mendengarnya.
Versi pertama ini nantinya ditinggalkan, kemudian kita diberitahu yang berbeda.

[ Awas, tak ada sama-sekali sebutan Jibril dalam bahasa aslinya. Di ayat 10 dalam terjemahan sengaja ditanamkan kata “Allah” (di samping ‘dia’ sebagai ‘Jibril’ sehingga terkesan ada 2 oknum). Ini adalah rekayasa menutupi masalahnya. Semestinya bukan disebut ‘Allah’, tetapi DIA, oknum yang sama sejak semula. ]

Versi kedua, dalam Surat 16:102 dan Surat 26:192–194 bahwa panggilan Muhammad dinyatakan oleh “Ruhulqudus.”
Karena Muhammad tidak sungguh-sungguh menjelaskan siapa atau apa yang dimaksud dengan “Roh Kudus” ini, versi kedua inipun nantinya ditinggalkan.

[ Ruhulqudus/Ruhul Amin, dan bukan Jibril yang tercatat dalam Alquran. Dan oleh Allah, Muhammad memang tidak diberi kejelasan mengenai Ruh, “qulir-ruuhu min amri robbii,” yaitu “Katakanlah Roh itu urusan Tuhanku” (QS 17:85 dan HSB 89) ]

Versi ke tiga yang berhubungan dengan panggilan Muhammad tertulis dalam Surat 15:8 di mana kita diberitahu lagi bahwa “para malaikat-lah” (aslinya jamak) yang turun menjumpai Muhammad dan memanggilnya menjadi nabi. Versi inipun juga nantinya direvisi.

Versi ke empat dalam Surat 2:97, di mana Jibril satu-satunyalah yang memberitahu panggilan kepada Muhammad serta menyerahkan Alquran kepadanya.

[ Nama “Jibril” belum dikenal oleh Muhammad sendiri ketika ia masih berada di Mekah. Sulit dimengerti, Jibril yang begitu rapat dengan Muhammad, namun namanya baru muncul diperkenalkan setelah belasan tahun jibril berhubungan dengan Muhammad. Apa mungkin Allah begitu sembrono? ]

Tampaknya versi terakhir ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran baru Muhammad bahwa Jibril (Gabriel) itulah yang menyatakan kelahiran Yesus Kristus dan Yohanes Pembaptis (Yahya).

Beberapa ilmuwan sependapat, Muhammad berasumsi kedatangan nabi besar berikutnya – yaitu dia sendiri – hanya pantas bila datang melalui jalur panggilan yang sama, yaitu Jibril.
Namun, Jibril dalam versi terakhir inilah yang sering didengar umat Muslim dan non Muslim.

Wahyu Islam

Kami harus menjelaskan, dalam hal ini, konsep wahyu dalam pemikiran Islam tidak sama dengan konsep wahyu dalam pemikiran alkitabiah Kristen.
Kata “wahyu,” aslinya dalam bahasa Arab, secara literal berarti “diturunkan.” Itu berarti, kedatangan Alquran tidak melalui atau dari siapapun, termasuk Muhammad. Alquran hanya diturunkan kepada manusia, dalam hal ini, Muhammad.

Jadi tidak ada seorang manusiapun yang menjadi penulis Alquran. Allah berbicara melalui Jibril kepada manusia, dan manusia adalah penerima bukan peng-ada Alquran.

Perihal ini berbeda dengan para penulis Alkitab yang bahkan mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang yang menulis buku-buku tertentu yang menjadi bagian dari Alkitab.
Orang Kristen tidak mengalami kesulitan mengatakan nabi Yesaya menulis Kitab Yesaya, atau Matius menulis Injil Matius. Mereka tidak merasa merendahkan atau membatasi inspirasi dari Alkitab.

[ Semua penulis Alkitab memakai latar belakangnya, bahasa, dan gaya penulisan sendiri-sendiri yang dikuasainya untuk menulis. Namun Tuhan menuntun mereka dengan pengilhaman ilahi. ]

Namun perihal seperti itu tidak mungkin dikenakan pada Alquran. Materi Quran yang diturunkan langsung dari Surga melalui Jibril menyangkal semua sumber-sumber dari manusia dan dunia!

[ Namun Allah SWT tetap harus memakai bahasa-dunia (Arab), ruang-dunia (Mekah dan Madinah), dan waktu-dunia (selama 23 tahun, tidak sekaligus) yang kesemuanya adalah unsur-unsur yang membatasi? ]

Keragu-raguan Dan Bunuh Diri

Setelah pengalaman religius pertama di mana Muhammad merasa dipanggil menjadi nabi dan rasul, Muhammad mulai merasa sangat ragu-ragu yang sangat mendalam mengenai kewarasan pikirannya sendiri. Terutama sekali dia sangat takut kalau-kalau dia kemasukan roh jahat.

Bagi Muhammad, keadaan dan kondisi tubuh yang diakibatkan oleh pengalaman religius semacam kesurupan ini adalah sama persis dengan orang lain yang juga mengalami hal serupa yang oleh masyarakat sekitarnya dianggap sebagai kesurupan/kemasukan Setan.

Kemudian dia merasa batinnya begitu sangat tertekan sehingga dia memutuskan untuk bunuh diri.
Dalam perjalanan menuju ke tempat di mana dia akan bunuh diri, sekali lagi Muhammad mengalami serangan epilepsi, dia mendapat penglihatan (visi) yang mengingatkannya tidak boleh bunuh diri karena dia orang yang terpanggil oleh Allah.
Sekalipun setelah pengalaman religius ini, batinnya tetap merasa tertekan dan dipenuhi rasa keragu-raguan.

Dia Mulai Berkhotbah

Ketika Muhammad akhirnya mengungkapkan apa yang dialaminya kepada istrinya, istrinya mendukungnya, istrinya merasakan Allah sungguh-sungguh memanggil Muhammad menjadi nabi dan rasul.
Istrinya memberi dorongan agar Muhammad menceritakan berita baik ini kepada keluarga dan sahabat-sahabat. Pertama, Muhammad menceritakan kepada keluarga dan para sahabatnya secara rahasia.
Sesungguhnya, orang-orang pertama yang bertobat masuk Islam adalah anggota keluarganya sendiri.

Mulai Timbul Oposisi

Ketika berita yang disampaikan Muhammad sudah memasyarakat, Muhammad mulai menjadi bahan tertawaan dan ejekan masyarakat secara luas, bahkan dari sebagian anggota keluarganya sendiri.
Satu saat, ketika kebencian terhadap Muhammad sudah sedemikian memuncak, orang Mekah mengepung daerah di mana Muhammad tinggal. Muhammad menghadapi keadaan yang sangat sulit.

Ayat-Ayat Setan

Untuk menenangkan gejolak amarah anggota keluarganya yang menyembah berhala dan juga anggota suku Quraisy, Muhammad memutuskan hal yang terbaik yang dapat dilakukannya yakni mengakui bahwa pantas-pantas saja jika orang-orang bersembahyang dan menyembah ketiga puteri Allah: Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya “ayat-ayat setan” yang sangat terkenal dalam Alquran.
Muhammad ketika itu berada dalam keadaan lemah dan diduga dikuasai oleh inspirasi Setan (menurut para ahli Islam pada abad awal berdirinya Islam) sehingga mengalah pada tuntutan dan keinginan para penyembah berhala di Mekah (Surat 53:19).

Literatur menyangkut “ayat-ayat setan” ini sedemikian banyaknya sehingga kalau ditulis, bisa menjadi satu buku tebal hanya mengenai satu issue ini saja!
Setiap buku referensi umum dan Islam, baik yang ditulis orang Barat maupun orang Muslim, selalu mencakup tulisan mengenai “ayat-ayat setan” ini serta riwayat hidup Muhammad.

Cerita tentang Muhammad ‘menerima sementara’ tuntutan dan keinginan para penyembah berhala dengan cara mengijinkan mereka menyembah banyak dewa tak mungkin bisa disangkal kebenarannya dan tidak bisa diabaikan.
Hal ini telah merupakan fakta sejarah yang didukung oleh semua ilmuwan kajian Timur Tengah, baik ilmuwan Barat maupun Muslim.

Kami menyadari, ada dari sejumlah pembela Islam modern yang menolak cerita mengenai “ayat-ayat setan” tersebut. Namun kami harus menjelaskan, mereka melakukan hal tersebut tidak berdasar pada bukti-bukti tertulis atau fakta sejarah.

Penolakan mereka semata-mata hanya berdasarkan asumsi bahwa Muhammad adalah orang tidak berdosa jadi dia tidak mungkin melakukan hal semacam itu.77.
   For a Muslim apologetical work aimed at overturning nearly every point raised by Western scholarship, see Muhammad Husayn Haykal’s book, The Life of Muhammad (Delhi: Crescent Pub., 1976).
   His book is marred by the constant use of circular reasoning and by an utter lack of any scholarship.
   For detailed discussions by Western scholars see Guillaume, Watt, Gibb, Jeffery, etc.

Muhammad Menerima Teguran Pedas

Ketika pengikutnya yang di Medinah mendengar Muhammad jatuh ke dalam (izin) penyembahan banyak dewa (polytheisme), mereka segera mendatanginya untuk menegur, dan menasehatinya.
Hal ini menyebabkan Muhammad nantinya menyatakan bahwa Jibril sendiri turun dari Surga, Jibril menghardiknya, karena dia telah mengijinkan Setan mengilhaminya untuk menyetujui penyembahan ke 3 puteri Allah oleh orang-orang Mekah.

Muhammad lalu bertobat dan kembali menyembah satu-satunya Allah. Muhammad lalu menyatakan Allah dapat me-NASAKH-kan, yaitu “mencabut” ayat-Nya sendiri, dengan kata lain membatalkan wahyu yang diberikan-Nya terdahulu.
Nantinya setelah kematian Muhammad, “ayat-ayat Setan” tersebut tidak dicantumkan dalam teks Alquran.
Ayat-ayat tersebut dibatalkan.88.
   W. Montgomery Watt, Muhammad’s Mecca, pp. 70-72, 86-93.

Hal itu tentu saja jadi tertawaan yang tidak ada habisnya.
Para penyembah berhala Mekah mengejek Allahnya Muhammad hanyalah Allah yang tak mampu membulatkan pendapat-Nya sendiri, melainkan selalu berubah-ubah pikiran-Nya!

Di satu sisi, Muhammad tegas menyatakan Allah (maksudnya satu-satunya Tuhan) tidak mengijinkan mereka menyembah tiga puteri Allah (maksudnya dewa bulan).
Kemudian di sisi lain, Allahnya Muhammad menyatakan bahwa mereka boleh menyembah tiga puteri Allah (maksudnya dewa bulan).
Dan sekarang sekali lagi, mereka diberitahu bahwa mereka tidak boleh menyembah tiga puteri Allah (maksudnya dewa bulan). Tidak bisakah Allahnya Muhammad mengambil keputusan pasti?

Dipaksa Lari

Karena ejekan-ejekan itu dan memuncaknya rasa benci masyarakat Mekah kepada Muhammad, Muhammad lalu meninggalkan Mekah menuju ke Ta-if.
Karena tidak sukses atau tidak ada orang Ta-if yang mau bertobat menjadi Islam, Muhammad memutuskan untuk kembali ke Mekah.

Dalam perjalanannya kembali ke Mekah, menurut Alquran dalam Surat 46:29-35; 72: 1-28, Muhammad berkotbah di hadapan para jin dan mereka kemudian bertobat dan masuk Islam.
Menurut Alquran, para jin itu lalu berkotbah tentang Islam kepada manusia.
Jadi, roh-roh yang mendiami pohon-pohon, batu-batu karang, dan dalam sungai dan kolam di Arabia sekarang masuk Islam dan berada di bawah kekuasaan Muhammad.99.
   See Guillaume, Islam, pp. 37-38.
Ini bentuk klasik shamanisme yang kini diklaim oleh Muhammad sebagai penguasa atas roh-roh yang ada di bumi.
(shamanisme adalah paham keagamaan yang percaya roh-roh sakti yang hanya dapat dikuasai oleh para dukun atau penyihir).

Setibanya Muhammad di Mekah, dia melihat kebencian sekalian orang terhadap pesan-pesan yang disampaikannya, bahkan makin memuncak dibanding sebelumnya.
Terutama para pedagang, merasa sangat khawatir akan kehilangan penghasilan kalau Muhammad menentang serta menghancurkan berhala-berhala yang saat itu ditempatkan di Kaabah.

Melarikan Diri Ke Medinah

Muhammad sekali lagi meninggalkan Mekah dan saat ini menuju ke Medinah dimana pengajarannya diterima.
Ketika di Medinah, Muhammad sadar, keluarganya dan sukunya tak akan berhenti menyembah berhala kecuali kalau dipaksa dengan cara kekerasan.

Pertempuran Pertama

Muhammad mulai menguji kekuatannya dalam perang dengan cara mengirim 6 pengikutnya menyerang iringan kafilah.
Para penyerang ini membunuh satu orang, merampok barang-barang mereka, yang masih hidup menjadi budak. Peristiwa ini dikenal, Serangan Nakhla.

Peristiwa tersebut justru terjadi pada masa bulan perdamaian dan gencatan senjata sesuai tradisi Arab.
Muhammad menerima kritikan yang tiada henti-hentinya atas tindakannya merampok iringan kafilah serta merusak citra bulan perdamaian seperti yang ditradisikan oleh seluruh masyarakat.1010.
   Ali Dashti, 23 Years, p. 86.

Pertempuran Kedua

Setelah pengikut-pengikutnya merasakan nikmatnya merampok dan membunuh, kini Muhammad sendiri memimpin perang kedua.
Dia, pengikutnya, lagi-lagi memenangkan pertempuran di Badar.
Sukses besar ini mendorong lebih banyak lagi dari pengikutnya yang berminat bergabung dalam pertempuran, untuk membunuh dan merampok.

Muhammad Berpaling Dari Orang-Orang Yahudi

Pada saat itu Muhammad sadar, orang-orang Yahudi tidak akan bertobat dan masuk Islam.
Ilmuwan Muslim, Ali Dashti berkomentar:
Setelah serangan Nakhla, serangan-serangan berikutnya atas kafilah Quraisy dan suku-suku lainnya juga berhasil dengan gemilang, hal ini telah meningkatkan posisi keuangan para Muslim, pengikut Muhammad.

Serangan ini membuka jalan bagi Muhammad dan sekutunya untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai seluruh Arabia nantinya. Namun, langkah yang mendesak untuk dilakukan saat ini dalam mengamankan keuangan serta meningkatkan reputasi orang Muslim adalah dengan cara merampas harta benda orang Yahudi di Yathreb.1111.
   Ibid., p. 87.

Pertama Muhammad mencoba membujuk orang Yahudi untuk menerima kenabiannya melalui kotbah mengenai Tuhan yang Satu, menekuni hari Sabbat Yahudi, sembahyang menghadap Yerusalem, membangkitkan respon yang simpatik kepada Abraham dan para tua-tua dalam Alkitab, pengadopsian sebagian dari hukum pengharaman makanan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Yahudi, dan pujian (pembenaran) terhadap kitab Suci Yahudi.
Namun ketika dia menyadari dengan jelas, para pedagang Yahudi ini tidak akan mau menjadi pengikutnya, Muhammad memutuskan meninggalkan upacarawi keagamaan Yahudi.

Dia pun merubah kiblat sembahyang dari Yerusalem ke Mekah, meniadakan hari Sabbat Yahudi (hari Sabtu) dan sebagai gantinya mengadopsi sabbatnya para penyembah berhala yaitu hari Jum’at.
Dia sekali lagi mengadopsi ritus-ritus keagamaan berhala yang telah dianut oleh keluarganya.

[ Tak ada alasan yang diberikan Allah untuk mengubah kiblat kecuali membingungkan, lihat Surat 2:142. Para ahli melihat bahwa itu lebih merupakan alasan “tak usah berkiblat” ketimbang perintah untuk mengubah kiblat (karena semua arah adalah sama kepunyaan Allah). Tetapi fakta riilnya adalah bahwa Muhammad gusar ketika diperolok-olok mencontek upacara kaum Yahudi dan tetap tidak mendukung dirinya, sekalipun kiblat sudah diarahkan ke Yerusalem demi mengambil hati mereka. Rupa-rupanya kegusaran inilah yang membuat kiblat perlu diubah. ]

Muhammad juga melakukan pembunuhan terhadap orang Yahudi, mula-mula secara perorangan, kemudian melakukan penyerangan pada pemukiman Yahudi.
Muhammad menyerang orang Yahudi karena alasan keuangan dan alasan keagamaan.
Sebahagian dari wilayah pemukiman Yahudi tersebut memang merupakan pusat-pusat perdagangan emas dan perak; maka dengan menaklukkan tempat-tempat semacam itu, kekayaan besar dapat diperoleh dalam waktu singkat.

Encyclopedia Britannica menjelaskan:
Ketika Muhammad mengetahui bahwa kelompok Yahudi tidak berkualitas dalam perang, diapun tergoda mengambil harta mereka. Serangan terhadap pemukiman Yahudi yang makmur di Khaibar itu kelihatannya sudah dirancang untuk memuaskan para pendukungnya yang tidak puas dengan sekedar tambahan dari hasil merampok. 1212.
   Encyclopedia Britannica, 15:648.

Kekalahan Muhammad Yang Pertama

Orang Mekah akhirnya sadar, Muhammad sebagai ancaman serius.
Dalam jumlah besar tentara, menuju Uhud, mereka menyerbu pasukan Muhammad. Muhammad kalah dalam pertempuran ini walaupun dia telah meramalkan akan menang. (Baca sejarah Perang Uhud).
Mulutnya terkena sabetan pedang, dia kehilangan beberapa gigi, dan nyaris gugur dalam pertempuran itu. Kekalahan ini merupakan pukulan berat bagi Muhammad dan pengikutnya.

Beberapa pengikutnya melarikan diri setelah peristiwa ini.
Mereka merasa tertipu sebab mereka diajak ikut berperang dan diiming-imingi kemenangan serta banyak harta benda rampasan, namun hasilnya sungguh mengecewakan, mereka kalah dan dipaksa mundur bahkan si pemimpin katanya nabi menderita luka parah.

Tidak diketahui apa alasannya orang Mekah tidak mengejar dan menghancurkan Muhammad beserta pasukannya.
Agaknya setelah mereka melukai para korban yang cukup banyak, demi mengentengkan rasa kejam, mereka (orang Mekah) kembali ke kota sambil membiarkan Muhammad pergi.

Pemukiman Yahudi

Muhammad mengarahkan perhatiannya sekali lagi kepada orang Yahudi, yang merupakan target penaklukkan yang lebih mudah dari pada orang Mekah.
Dia mulai melakukan serangkaian pembunuhan terhadap orang Yahudi dan merampok pemukiman mereka.

Setelah satu kota Yahudi menyerah, sebanyak 700 sampai 1000 orang Yahudi dipenggal kepalanya dalam satu hari sementara semua wanita dan anak-anak dijual sebagai budak dan semua harta benda yang ada di kota tersebut dirampas.
Kenyataan dan fakta kejam tersebut ditunjang oleh para ilmuwan Islam sendiri maupun para ahli sejarah bangsa Barat.1313.
   For Muslim documentation, see Ali Dashti, 23 Years, pp. 88-91.
   For Western scholars, see Alfred Guillaume, Islam, pp. 47-48.

Kemenangan Terakhir Atas Mekah

Muhammad mengalihkan perhatiannya sekali lagi pada Mekah.
Pasukannya telah bertambah banyak, Muhammad kini memiliki kekuatan yang besar di lapangan.

Suatu perjanjian perdamaian antara para penguasa Mekah dan Muhammad telah disepakati, berlaku selama 10 tahun.
Berdasarkan perjanjian perdamaian tersebut Muhammad dan para pengikutnya diijinkan melaksanakan upacara keagamaan di Kaabah - Mekah, dan Muhammad diberi kebebasan mengajak orang-orang masuk Islam melalui seruan moral, pengajaran atau kotbah, namun tidak melalui cara kekerasan.

Dalam waktu kurang lebih satu tahun, Muhammad mengingkari perjanjian, dengan mengerahkan ribuan pengikutnya dia memaksa penguasa Mekah menyerah kepada kepemimpinannya.
Muhammad menjadi pimpinan politik Mekah, sekaligus pimpinan agama yang tidak diragukan lagi.

Dia membersihkan Kaabah dari segala macam berhala.
Dia melarang dengan kekerasan penyembah berhala melaksanakan kegiatan keagamaan. Beberapa orang yang dibunuhnya adalah orang-orang yang menjadi musuh pribadinya.
Misalnya, ada kisah, seorang penyair wanita mengejek Muhammad dan menuduh sebagian tulisan yang ada di Alquran sesungguhnya merupakan karya puisi curian dari ayah wanita tersebut.
Untuk membungkam wanita ini, Muhammad membunuhnya.

Muhammad saat itu, memperoleh sukses sangat mencengangkan.
Karena Muhammad adalah pimpinan perjuangan dan penguasa Mekah lengkap beserta pusat keagamaannya, maka orang Arab dari berbagai suku dan penjuru mulai bergabung dengan Muhammad.

Kehidupan Pribadi Muhammad

Dalam kehidupan pribadi, Muhammad punya dua kelemahan.

Pertama adalah ketamakan.
Dengan merampas harta benda dari para kafilah dan dari para pemukim Yahudi, dia telah menimbun kekayaan yang luar biasa bagi dirinya, keluarganya, dan sukunya.

Kelemahan Muhammad yang kedua adalah wanita.
Walaupun dalam Alquran dia membatasi pengikutnya hanya boleh mengawini maksimal 4 istri, dia sendiri punya lebih dari 4 istri dan gundik.

Pertanyaan mengenai jumlah wanita yang pernah berhubungan seksual dengan Muhammad baik itu sebagai istri, gundik, maupun penggemarnya yang menyerahkan diri, menjadi bahan perdebatan di kalangan orang Yahudi pada zaman Muhammad.

Ali Dashti berkomentar:
Semua uraian komentator setuju bahwa Surat 4:57 diturunkan setelah orang Yahudi mengecam nafsu birahi Muhammad atas wanita, mereka menyatakan Muhammad tidak punya tugas lain kecuali hanya untuk mendapatkan istri-istri.1414.
   Dashti, 23 Years, pp. 120-138.

Poligami dilakukan juga oleh para pemuka agama seperti tertulis dalam Alkitab Perjanjian Lama, seperti halnya Abraham, maka fakta Muhammad punya lebih dari satu istri tidaklah cukup meniadakan panggilan kenabiannya.
Tetapi, perihal tersebut sungguh meniadakan fakta Muhammad bukan manusia biasa.

[ Perbedaan pokok “poligami” nabi Israel dengan poligami ala Muhammad adalah, bahwa Tuhan Israel tidak pernah melegalkan poligami, sedangkan Allah SWT menjadikannya hukum-Allah lewat Muhammad. ]

Perihal ini juga mendatangkan masalah penalaran logis bagi umat Muslim. Karena Alquran dalam Surat 4:3 melarang memperistri lebih dari 4 orang. Jadi, jika Muhammad ambil lebih 4 istri, dia berdosa.

Seorang pembela Islam bercakap-cakap dengan saya, berdalih:
Muhammad tidak berdosa. Alquran menyatakan, mengambil istri lebih dari 4 adalah dosa. Jadi Muhammad tidak mungkin punya lebih dari 4 istri. Mengapa? Karena Muhammad tidak berdosa.

Saya menyatakan kepadanya bahwa pertanyaan mengenai jumlah istri yang dimiliki Muhammad atau siapapun juga, haruslah dijawab berdasarkan bukti-bukti sejarah dan literal dan bukan berdasarkan keyakinan buta.
Ilmuwan dan negarawan Muslim, bernama Ali Dashti melaporkan daftar para wanita dalam kehidupan Muhammad sebagai berikut:

  1. Khadijah
  2. Saudah
  3. Aisyah
  4. Ummu Salama
  5. Hafsah
  6. Zainab (bt Jahsy)
  7. Juwayriya
  8. Ummu Habiba
  9. Safiah
  10. Maimunah (bt Harits)
  11. Fatimah
  1. Hend
  2. Asma (bt Saba)
  3. Zaenab (bt Khuzaimah)
  4. Habla
  5. Asma (bt Noman)
  6. Maria (orang Kristen)
  7. Rayhana
  8. Ummu Sharik
  9. Maimunah
  10. Zainab
  11. Khaula

Beberapa dari daftar di atas yang perlu dibahas, di sini:
  1. Para wanita nomor 1 s/d 16 adalah istri-istri Muhammad.
  2. Wanita nomor 17 dan 18 adalah budak atau gundik.
  3. Para wanita nomor 19, 20, 21, 22 adalah bukan istri bukan pula budak, mereka wanita Muslim yang soleh yang menyerahkan diri sendiri untuk memuaskan nafsu seksual Muhammad.
  4. Wanita nomor 6, Zainab, semula adalah istri dari anak angkat Muhammad. Kenyataan bahwa Muhammad menjadikan wanita ini sebagai istri menjadi masalah bagi banyak orang termasuk orang-orang Muslim sendiri.

    [ Proses Zainab menjadi istri kesekian Muhammad sungguh merisihkan. Wanita inilah satu-satunya yang dijodohkan Allah kepada Muhammad serta membukukannya dalam Quran.

    Padahal ia tadinya adalah istri dari Zaid bin Haritha yang anak angkat Muhammad sendiri. Keinginan dan api cinta terhadap Zainab terpancar dari sinar mata Muhammad ketika keduanya bertemu di rumah Zainab (saat masih) sebagai Nyonya Zaid. Muhammad jadi ragu-ragu, gelisah dan ditahan-tahan. Allah mengetahuinya dan sengaja menurunkan Surat 33:37 yang meluluskan keinginan terhadap Zainab, begitu selesai urusan cerainya dengan Zaid. (lihat halaman 102 dan 103).

    Pertanyaan yang sulit dijawab: Kenapa Muhammad mengingini istri orang, malahan istri anak angkatnya sendiri, dan betul-betul mengawininya?! Padahal Hukum Taurat yang masih dan selalu berlaku: “Jangan mengingini istrinya” (sesamamu) (Keluaran 20:17)
    ]

  5. Wanita nomor 3, bernama Aisyah, baru berusia 8 tahun ketika Muhammad membawanya ke atas tempat tidur Muhammad. Ihwal selera seksual Muhammad ini sungguh sangat menindih hati masyarakat bebas. Mereka jijik memikirkan anak wanita umur 8 tahun dikawinkan dengan pria berumur 53 tahun, siapapun juga pria tersebut.

Aspek dari kehidupan pribadi Muhammad yang satu ini lagi-lagi diabaikan oleh banyak ilmuwan karena mereka tidak mau menyakiti perasaan orang-orang Muslim.
Namun perlu dipahami, sejarah tidak bisa ditulis ulang, hanya demi menghindari fakta-fakta keras bahwa Muhammad punya nafsu seksual yang tidak wajar terhadap anak-anak perempuan pra-remaja.

[ Kawin umur 8 tahun adalah “kawin dibawah umur” yang tidak dibenarkan di Arab sekalipun. Hadis (Terjemahan Shahih Bukhari 1598) mengacu usia dewasa adalah 15 tahun.
Kawin di bawah umur ini, sekalipun dilakukan oleh Muhammad (apalagi terbukti Aisyah menjadi istri yang paling membahagiakan Muhammad) konsekuensinya adalah layak menjadi sunnah Rasul yang perlu diteladani orang-orang Muslim. ]

Akhirnya wanita nomor 17, seorang Kristen Coptic (Kristen asli Mesir) menolak menikah dengan Muhammad karena dia tidak mau meninggalkan Kristen untuk masuk Islam. Dia dengan berani memilih tetap menjadi budak dari pada harus masuk Islam.

Dokumen mengenai semua wanita di dalam harem Muhammad beredar secara luas dan telah dipresentasikan berkali-kali oleh para pakar sehingga hanya mereka yang cara berpikirnya tidak berujung pangkal saja (berputar-putar) yang dapat menolak kenyataan di atas.

Kematian Muhammad

Ada kebingungan menyangkut kematian Muhammad, 632 sM.
Pandangan tradisional, kematian Muhammad disebabkan karena ia diracun oleh seorang wanita Yahudi yang semua dari anggota keluarganya dibunuh oleh Muhammad dalam suatu pembunuhan massal atas umat Yahudi.
Namun, karena peristiwa peracunan tersebut terjadi antara satu sampai dua tahun sebelum kematian Muhammad, memang sulit langsung menyimpulkan bahwa racun tersebutlah yang membunuh Muhammad dalam waktu sekian lamanya.

[ Namun setidak-tidaknya terbukti, Nabi tidak mampu mendeteksi racun, bahkan dalam tradisi, Muhammad mengakui sendiri bahwa efek dari racun tersebut memang yang menyebabkan kesakitannya sampai di akhir-akhir hidupnya, HSB 1220 dan 1570, riwayat dari Ibnu Ishaq, juga Ibnu Sa’ad dan lain-lain. ]

Dari berbagai catatan asli mengenai riwayat hidup Muhammad dapat diketahui dengan jelas, Muhammad sendiri tidak mendapatkan firasat atau ‘pertanda Allah’ mengenai kematiannya.
Dia tidak pernah menyiapkan penggantinya.
Dia tidak pernah menetapkan tata birokrasi pemerintahan apapun yang perlu dijalankan oleh penerusnya setelah dia meninggal.
Dia juga tidak pernah mengumpulkan atau mengurutkan pelbagai berkas wahyu yang diterimanya agar dapat disusun menjadi Alquran seperti yang kita kenal sekarang ini!
Kematiannya datang demikian cepat, tidak memberi kesempatan sedikitpun buat dia menyelesaikan urusannya.

Oleh karena Muhammad tidak pernah menguraikan secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan setelah kematiannya, maka umat Muslim waktu itu segera pecah menjadi sekte-sekte yang saling bertentangan seperti Shiah dan Sunni.

Kesimpulan

Kekuatan dan kejeniusan Muhammad yang mengagumkan telah membuat dia mampu merubah tata cara ibadah penyembahan dewa bulan yang bernama Allah itu menjadi sebuah agama, Islam, agama kedua terbesar di dunia!

Notes.
Chapter 6 – The Life of Muhammad.
1
Dozens of such biographies, Muslim and Western, are listed in the bibliography.
2
Alfred Guillaume, Islam, pp. 24-25.
3
John McClintock and James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids: Baker Book House, 1981 reprint), 6:406.
4
Hurgronji, Mohammedanism (Westport, CT: Hyperion Press, 1981), p. 46.
5
McClintock and Strong, Cyclopedia, 6:406. For further documentation of such symptoms as falling to the ground, profuse sweating, odd noises, etc., see Pfander, The Balance of Truth, pp. 343-348.
6
For a full treatment of this contradiction, see W. Montgomery Watt, Muhammad’s Mecca, pp. 54-68.
7
For a Muslim apologetical work aimed at overturning nearly every point raised by Western scholarship, see Muhammad Husayn Haykal’s book, The Life of Muhammad (Delhi: Crescent Pub., 1976). His book is marred by the constant use of circular reasoning and by an utter lack of any scholarship. For detailed discussions by Western scholars see Guillaume, Watt, Gibb, Jeffery, etc.
8
W. Montgomery Watt, Muhammad’s Mecca, pp. 70-72, 86-93.
9
See Guillaume, Islam, pp. 37-38.
10
Ali Dashti, 23 Years, p. 86.
11
Ibid., p. 87.
12
Encyclopedia Britannica, 15:648.
13
For Muslim documentation, see Ali Dashti, 23 Years, pp. 88-91. For Western scholars, see Alfred Guillaume, Islam, pp. 47-48.
14
Dashti, 23 Years, pp. 120-138.

Tidak ada komentar: