ISLAMIC
INVASION
Confronting the World's
Fastest Growing Religion

bab02

HAKIKAT ISLAM

Bab 2
Kunci Memahami Islam

Perumpamaan yang disajikan bab 1 kelihatan seperti dibuat-buat agar masuk akal, namun kenyataannya memang perumpamaan itu menegaskan inti dari model agama Islam yang sebenarnya.
Orang Barat merasa kesulitan memahami Islam karena mereka tidak mengerti bahwa Islam merupakan bentuk dari imperialisme budaya di mana agama dan budaya Arab abad ke-7 ditingkatkan statusnya menjadi hukum ilahi.

Rohani ( Sacred ) vs Duniawi ( Sekuler )

Kesulitan memahami Islam berakar pada filosofi Barat tradisional mengenai dikotomi duniawi vs suci rohani ( sekuler vs sacred ).
Di dunia Barat, organisasi keagamaan tidak diperlakukan sebagai penguasa yang mengatur sendi-sendi kehidupan duniawi. Bahkan, banyak dari segi-segi kehidupan sekuler, di situ agama tidak punya wewenang sama sekali.

Jadi ada pemisah antara gereja dan negara.
Misalnya; organisasi keagamaan di Barat tidak dapat mengatur hukum-hukum yang bersifat politik.
Di pihak lain, bahwa agama Islam tidak dapat diperlakukan sebagai keyakinan agama yang sifatnya pribadi atau perorangan.
Agama Islam bukan hanya sekedar sesuatu yang kamu percaya dan selanjutnya kamu hidup seperti apa yang kamu suka.
Di negara – negara Islam, wacana sekuler tidaklah exist.

Arab Abad Ke 7

Islam sesungguhnya merupakan “pendewaan“ budaya arab abad ke-7. Dalam arti mendalam, Islam sesungguhnya lebih bernuansa budaya dari pada agama.
Itulah sebabnya semua buku teks dan ensiklopedia mengenai Islam selalu diawali dengan sejarah nabi Muhammad dan pentingnya budaya Arab abad ke-7.

Islam Merupakan Budaya Arab

Beberapa tahun lalu saya diundang ke rumah sahabat baik yang berkulit hitam dan beragama Islam, tinggal di Harlem, daerah yang terkenal di kota New York.
Ketika memasuki apartemennya, saya melihat meskipun anggota keluarganya lahir di Amerika Serikat, tetapi mereka senantiasa menggunakan busana Arab, mendengarkan musik Arab, dan makan makanan Arab. Mereka bahkan mengucapkan doa syukur atas makanan tersebut dalam bahasa Arab, walaupun tidak satupun dari anggota keluarga ini mengerti bahasa Arab.
Mereka meninggalkan budaya Amerika dan mengadopsi budaya Arab. Inilah makna Islam bagi mereka.

Saya tidak katakan budaya Arab itu jelek hanya karena semata-mata itu Arab, sebaliknya saya juga tidak katakan budaya Amerika itu baik hanya karena semata-mata itu Amerika. Semua budaya punya sisi baik dan sisi buruk.

Kenyataannya, adalah hal keliru bila orang-orang Barat masa lalu beranggapan bahwa budaya mereka perlu disodorkan kepada bangsa-bangsa di seluruh dunia. Bila demikian terjadi, maka imperialisme budaya barat akan sama ofensif seperti imperialisme budaya Arab.
Para ahli dan cendekiawan kajian Timur Tengah sulit menerima mengapa orang Muslim Arab telah melangkah terlalu jauh dalam penyodoran agama Arab abad ke-7 itu ke dalam semua budaya dunia!

Dr. Arthur Arberry

Menurut kami, terjemahan Alquran bahasa Inggris yang paling dapat dipercaya, adalah yang dikerjakan oleh Dr. Arthur J. Arberry, Ketua kajian Timur Tengah di Universitas Cambridge, yang juga seorang profesor tersohor dalam kajian mengenai Arab dan Persia.

Dalam dua jilid bukunya yang sangat terkenal, berjudul Religion in the Middle East, Prof. Arberry menyebut Islam merupakan “agama kaum Arab dengan corak keanehan,” karena Islam sebagai agama dan budaya, menyatu secara fundamental.11.
   Arthur J. Arberry, Religion in the Middle East.
   (London: Cambridge University Press, 1969), II:3.

Bahkan seorang ahli dan cendekiawan Islam seperti Dr. Ali Dashti, Mantan Menteri Luar Negeri Iran, dalam bukunya yang berjudul 23 Years: A study of the Prophetic Career of Mohammad,” dengan cermat mencatat betapa Islam harus dipahami dalam nuansa keberadaannya yang sangat erat menyatu dengan budaya Arab abad ketujuh.

Agama Di Barat

Kaitan ini membuat orang-orang Barat sulit memahaminya, karena di dunia Barat agama dipandang sebagai sesuatu yang bersifat amat pribadi dan perorangan bukan bersifat budaya.
Misalnya, kekristenan tidak menuntut masyarakat masa kini untuk berbusana sesuai aturan busana abad pertama. Mereka tidak perlu jenis-jenis hidangan yang dimakan Yesus.
Jadi kekristenan merupakan “supra budaya” yang mengizinkan masyarakat untuk hidup, berpakaian, dan makan sesuai dengan budaya yang mereka hadapi dari zaman ke zaman.

Tidak demikian dengan Islam. Ketika Islam menjadi agama yang dominan di suatu negara, maka seluruh budaya asli negara tersebut akan diubah dan digantikan oleh budaya Arab abad ke -7.
Inilah yang menyebabkan begitu sulit bagi umat Muslim untuk mengubah dirinya menjadi penganut agama lain, sebab segenap aspek kehidupannya telah terdikte oleh Islam. Umat Muslim harus mengikuti apa yang telah didiktekan oleh Islam tanpa peduli di mana dia tinggal atau apa yang dia pikirkan.

Tidak Ada Ruang Sekuler

Bagi umat Muslim sama sekali tidak ada ruang “sekuler” yang memberi kebebasan padanya di luar ikatan agama Islam.
Bagi umat Muslim taat, Islam adalah kehidupannya sebagaimana yang dinyatakan oleh Kerry lovering :

Islam bukanlah sekedar agama, melainkan cara hidup secara menyeluruh.22.
   Kerry Lovering, “Mecca Challenges the World,” in Africa Now Sudan Interior Mission, Jan/Feb. 1979 p. 39.

Dalam Islam tidak ada pemisahan antara masjid dan negara seperti halnya pemisahan antara gereja dan negara yang berlaku di Barat. Dalam Islam, agama dan politik adalah satu.
Seorang kelahiran Mesir, Victor Khalil, menyatakan :

Dengan sedemikian rupa caranya, maka Islam mengatur setiap aspek kehidupan di negara Muslim sehingga budaya, agama dan politik menjadi tidak terpisahkan.33.
   Victor Khalil and Deborah Khalil, “When Muslims Meet Christians,” Christians Herald, July/aug. 1988, p. 43.

Muhammad mengadopsi budaya Arab yang ia kenal di lingkungan sekitarnya, beserta kebiasaan sakral dan duniawi-nya, menjadikannya agama Islam.

Rasisme Arab

Sering kurang disadari, namun Islam sesungguhnya dijiwai oleh suatu bentuk rasial terselubung dari budaya Arab abad ke-7, di mana ekspresi politik, urusan keluarga, hukum tata boga, berbusana, ritus agama, bahasa, dan lain-lain, harus diterapkan di atas semua budaya lain yang ada di dunia.

Mitos Ismael

Satu contoh konkrit rasisme Arab adalah mitos yang menyatakan orang-orang Arab adalah keturunan Abraham melalui puteranya yang bernama Ismael.
Pernyataan ini diungkapkan sebagai jawaban kepada orang Yahudi yang membanggakan Abraham sebagai Bapak bangsanya.44.
   The Concise Dictionary of Islam, ed. Cyril Classe.
   (London: Stacey Inter., 1989), p. 179.

McClintock dan Strong dalam ensiklopedia mereka yang sangat terkenal mengenai agama, memberi komentar sebagai berikut:55.
   Jhon McClintock and James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature.
   (Grand Rapids: Baker Book House, 1981 reprint), I:339.

Pendapat umum mengatakan bahwa orang-orang Arab, baik yang berasal dari selatan maupun utara, adalah keturunan Ismael; Kejadian 16:12 sering ditafsirkan sebagai nubuatan bagi kaum Ismael menjadi bangsa Arab dengan segala kelebihannya terhadap bangsa-bangsa lain.

Tetapi, penafsiran ini (sejauh menyangkut makna yang benar dari teks) didasarkan pada pemahaman yang salah atas asal usul pembentukkan kaum Ibrani asli.

Nubuatan ini justru digenapi dengan kenyataan yang dapat disaksikan bahwa keturunan Ismael bermukim terpisah lebih ke arah timur dibandingkan dengan kantong-kantong pemukiman keturunan Abraham dari pihak Sara maupun Keturah (istri Abraham yang terakhir).

Dengan demikian pandangan yang menyatakan keturunan Ismael adalah orang-orang Arab yang bermukim di bagian selatan adalah tidak berdasar sama sekali; dan kelihatannya pandangan tersebut datang dari tradisi yang sengaja diciptakan oleh kebanggaan Arab yang menganggap bahwa mereka, sama halnya dengan Yahudi, adalah berasal dari benih Abraham.

Kebanggaan kosong inilah yang telah menodai Islam, mereka memalsukan seluruh sejarah Abraham dan anaknya Ismael, panggung peristiwa yang sebenarnya terjadi di Palestina telah ditrasfer ke Mekah…

Kebanyakan buku-buku referensi yang berotoritas tentang Islam, menolak klaim bahwa bangsa Arab merupakan keturunan Abraham.
Encyclopedia of Islam yang sangat bergengsi mengidentifikasikan bahwa rumpun orang Arab justru berasal dari bangsa yang bukan keturunan Abraham.66.
   The Encyclopedia of Islam, eds, Gibb, Levi-Provencial, Schacht.
   (leiden: J. Brill, 1913), I:543-47.

Bahkan Dictionary of Islam juga mempertanyakan pendapat yang menyatakan bangsa Arab adalah keturunan Ismael.77.
   Thomas Hughes, A Dictionary of Islam (London: Allen & Co., 1885), pp. 18ff.

[ Bagaimana Ismael bisa menjadi bapak bangsa Arab? Abraham bukan orang Arab. Hagar – ibunya Ismael – bukan pula orang Arab, melainkan budak dari Mesir. Malahan Hagar mencarikan seorang perempuan Mesir bagi Ismael sebagai istrinya. Jadi Ismael bukanlah orang Arab yang dapat menurunkan bangsa Arab. Apalagi dari Hadist (Terjemahan HSB 1475) ternyata Ismael justru belajar bahasa Arab dari orang-orang Arab yang telah exist sebagai suku bangsa sebelum ada Ismael. ]

Suatu Debat Radio

Dalam satu pembicaraan radio tahun 1991 saya memberi komentar bahwa bangsa Arab bukan keturunan Abraham. Seorang Muslim Amerika berkulit hitam, menanggapi dan menyatakan tidak setuju terhadap pandangan saya. Dia tegas menyatakan, bangsa Arab betul-betul keturunan Ismael.

Ketika saya minta bukti padanya, dia hanya berkata dia diberitahu demikian oleh teman-teman Arab.
Tentu saja saya tidak terkesan dengan bukti itu. Saya bertanya lebih lanjut padanya: “Jika semua orang Arab di Timur Tengah adalah keturunan Abraham, bagaimana dengan bangsa-bangsa lain seperti bangsa Akadian, Sumeria, Assyria, Babilonia, Persia, Mesir dan Hitti, dan lain-lain yang telah ada dan hidup sebelum, selama dan sesudah Abraham? Bagaimana dengan berjuta-juta orang dari bangsa-bangsa tersebut yang sesungguhnya bukan keturunan Abraham? Ke mana perginya mereka?“
Atas pertanyaan tersebut dia tidak dapat memberikan jawaban.

Suatu Alasan Religius

Alasan yang mendesak para Muslim agar menyatakan diri sebagai keturunan Abraham adalah sesuatu yang sifatnya religius.
Alquran merubah setting kesejarahan moyang-moyang Alkitab dari Palestina ke Mekah. Alquran bahkan menyebutkan Abraham membangun kembali Kaabah.

Jadi, bila diakui Abraham tak pernah tinggal di Mekah dan dengan demikian bangsa Arab bukan keturunannya, maka Alquran sendiri akan tersingkir.
Namun bukti arkeologi dengan jelas menunjukkan bahwa Abraham memang tidak pernah tinggal di Mekah. Dia berasal dari kota Ur, yang ditemukan di Irak. Dari kota Ur dia menuju ke arah barat Palestina.88.
   J. A. Thompson, The Bible and Archeology.
   (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Pub. Co., 1965), pp.13-36.

Contoh-contoh berikut ini akan menunjukkan tanpa ragu-ragu betapa Islam itu kultural sifatnya.

Hukum Islam Arab

Pertama, Muhammad mengadopsi hukum politik yang mengatur suku-suku bangsa Arab abad ke-7, menjadikannya hukum Allah.
Menurut hukum tersebut seorang Sheik atau pemimpin, punya kekuasaan mutlak atas para bawahan.
Tidak terdapat konsep mengenai hak-hak sipil atau hak-hak pribadi di dunia Arab abad ke 7. Pimpinan suku memutuskan apakah anda perlu hidup atau harus mati.

Itulah sebabnya mengapa semua negara Islam tidak dapat terhindar dan selalu diperintah oleh para diktator atau “orang kuat” yang memerintah secara tirani. Ada 21 negara Arab dan tidak ada satupun yang demokratis.

Mengapa Tidak Ada Demokrasi?

Demokrasi tidak pernah berkembang baik di negara-negara Arab karena sandungan agama Islam. Semakin sekuler sebuah negara Arab, semakin “demokratislah” bangsa itu.
Negara Mesir cukup tinggi sekulernya, adalah salah satu contoh dari keadaan tersebut di atas.
Tetapi, dari waktu ke waktu fundamentalis Islam kembali menjadi dominan dalam suatu negara. Ketika ini terjadi, bangsa ini terseret kembali ke zaman “kegelapan” dunia Arab abad ke-7.

Iran adalah contoh aktual di mana pemimpin agama mengambil alih pemerintah.
Pemerintah yang memiliki kekuasaan tidak terbatas dari kekaisaran Ottoman serta para diktator masa kini dari negara-negara seperti Lybia, Jordan, Iran, Irak, Syria, Sudan, Yaman, dan lain-lain adalah contoh-contoh dari tirani Arab abad ke-7 yang dicangkokkan pada abad modern sekarang.

Hak Hak Warga Negara (Sipil )

Karena kehidupan suku-suku bangsa Arab pada abad ke-7 tidak mengenal konsep kebebasan individu atau hak-hak warga negara, maka hukum Islam juga tidak mengenal kebebasan untuk berbicara, kebebasan beragama, kebebasan berkumpul, atau kebebasan pers.
Itulah sebabnya mengapa umat non-Muslim, seperti umat Kristen atau umat Bahais (aliran agama yang didirikan oleh Husayn Ali baha’u’llah di Iran tahun 1963) secara rutin ditiadakan hak-haknya bahkan hak-hak asasinya yang paling mendasar sekalipun.

Untuk membuktikan bagaimana perlakuan kaum Muslim terhadap orang Yahudi dan orang Kristen selama 1400 tahun, bacalah dokumentasi terperinci yang ditulis Bat Ye’or’s dalam buku berjudul The Dhimmi: Jews and Christians Under Islam (Fairleigh Dickinson University Press, 1985.)

Masyarakat negara-negara Barat, bebas melakukan protes apapun terhadap pemerintahnya. Itulah beribu-ribu orang diperbolehkan memprotes perang sekutu melawan Irak. Mereka bebas berbicara dan berkumpul melakukan protes tersebut.
Tetapi apakah yang terjadi jika mereka tinggal di negara Islam, misalnya mereka yang ada di Saudi Arabia, lalu ingin melakukan protes terhadap Perang Teluk? Tidak ada kebebasan melakukan protes!

Hal ini dilaporkan Associate Press pada tanggal 2 Feburari 1991:

Pangeran Nasef telah memberi peringatan bahwa setiap orang yang merendahkan Sekuriti Kerajaan akan dihukum mati atau dipotong kaki dan tangan-Nya.99.
   Quoted in the Harrisburg Patriot News, Feb. 6, 1991, p.A-3.

Sebaliknya, mereka berada di negara Barat dan melakukan aksi protes terhadap perang tersebut, bahkan tidak dikenai denda, apalagi dikenakan hukuman potong tangan dan kaki.

Sembahyang Menghadap Mekah

Seorang Muslim diwajibkan sembahyang lima kali sehari. Hal ini tentu tidak mengganggu karena sembahyang merupakan hal baik untuk dikerjakan.
Namun, seorang Muslim juga diperintahkan untuk sembahyang menghadap ke Mekah, yang terletak di Saudi Arabia, sehari lima kali. Dengan demikian dia diingatkan bahwa setiap hari dia harus tunduk dalam ketaatannya pada Arabia sebanyak lima kali.

Bagaimana seandainya ada agama Rusia yang mewajibkan kita sujud menyembah menghadap Moskow lima kali sehari?
Bagaimana seandainya aliran agama Washington menyatakan kita harus sujud menyembah lima kali sehari dengan arah menghadap Washington D.C., atau agama Jepang yang mewajibkan kita tunduk dan menyembah sekian kali menghadap arah Tokyo? Lalu bagaimana jadinya dunia ini?

[ Sembahyangnya Muhammad dan pengikutnya semula berkiblat ke Yerusalem. Namun atas perintah Allah yang tiba-tiba, maka Muhammad merubahnya ke arah Baitullah – Mekah, dengan alasan kewenangan ilahi bahwa semua arah adalah haknya Allah semata. ]

Tindakan sujud menyembah, dalam sembahyang sehari lima kali, menghadap arah Mekah Arabia hanyalah suatu tanda dari wujud pemaksaan kultural, yang sekaligus menyatakan ada imperialisme budaya yang menjiwai Islam.

Menunaikan Ibadah Haji Ke Mekah

Walaupun sangat berat dan butuh biaya besar, seorang Muslim diwajibkan menunaikan ibadah haji ke Mekah, Arab Saudi, paling sedikit sekali selama hidupnya.

[ Sekalipun yang keuangannya tidak mampu bisa mengecualikan diri dari tuntutan ini; namun setiap muslim tentu merasakan diri tertekan secara sosial psikologis untuk berusaha memenuhi rukun Islam ini. ]

Bayangkanlah, seandainya ada agama Rusia yang memerintahkan pengikutnya di seluruh dunia menunaikan ibadah penyembahan di Lapangan Merah, Moskow, paling sedikit sekali selama hidupnya, atau agama Amerika yang memerintahkan para pengikutnya untuk menunaikan perjalanan ibadah ke Tugu Peringatan Washington, Amerika Serikat.

Bukti-bukti sejarah dengan jelas menunjukkan bahwa Muhammad mengadopsi upacara keagamaan para penyembah berhala yang telah ada pada zaman pra-Islam yang dilakukan di Kaabah Mekah dalam rangka memenuhi tuntutan para pedagang Mekah agar memperoleh keuntungan dan uang dalam jumlah besar dari hasil upacara keagamaan tersebut.
Jadi oleh karena alasan keuangan dan budayalah maka Islam mengadopsi praktek upacara naik Haji yang berasal dari paganisme berhala pada zaman pra-Islam di Kaabah Mekah.1010.
   Ali Dashti, 23 years: A Study of the Prophetic Career of Mohammad.
   (London: George Allen & Unwin, 1985), pp. 33-38.

Perintah menunaikan ibadah haji merupakan sesuatu yang kejam dan tidak perlu, serta menjadi beban berat bagi orang Muslim miskin di dunia ketiga yang harus berhemat dan menabung seumur hidup untuk memenuhi “syariat” Islam ini.
Perintah tersebut sama tidak masuk akal dengan seandainya ada perintah untuk menunaikan suatu bentuk ibadah keagamaan ke Washington D.C. atau ke Moskow.

Aturan-Aturan Hukum Mengenai Makanan

Makanan apa yang bisa diterima, dan apa yang tidak bisa diterima dari zaman Arabia abad ke-7, kini dimandatkan Islam untuk seluruh manusia.
Apa yang dimakan dan apa yang dipantangkan oleh Muhammad sekarang diamanatkan menjadi hukum surgawi bagi semua orang.

Kerudung Wanita

Alangkah mundurnya zaman, bila apa yang dikenakan wanita pengembara yang berpindah-pindah (nomaden) di gurun pasir Arabia pada abad ke-7 sekarang diamanatkan oleh Islam sebagai peraturan hukum berbusana bagi wanita Muslim di negara manapun mereka tinggal.
Memang beralasan, bisa dimengerti, kalau anda tinggal di padang pasir anda perlu mengenakan pakaian yang dapat menutupi tubuh anda dari kepala sampai kaki dengan maksud melindungi diri anda dari sengatan matahari dan tiupan debu.
Wanita Arab memang sudah berpakaian demikian, jauh sebelum Muhammad lahir. Namun memaksakan busana gurun seperti itu kepada para wanita di manapun mereka berada, adalah suatu bentuk Imperialisme budaya.

Hak-Hak Wanita

Hakikat penindasan Islam terhadap wanita terlihat jelas dari penolakan Islam terhadap hak-hak azasi wanita bahkan yang mendasar sekalipun.
Ali Dashti, seorang ahli mengenai Islam yang sangat terkenal, menyatakan:

Dalam masyarakat Arab sebelum Islam, wanita tidak punya status sebagai orang merdeka, mereka dianggap menjadi milik kaum pria. Segala perlakuan tidak manusiawi terhadap wanita masa itu sudah menjadi pemandangan biasa dan memang diijinkan.1111.
   Ibid., p. 113.


SURAT 4 : 34
Alquran menyatakan:
“Laki-laki adalah pemimpin atas perempuan.... Dan perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan kedurhakaan mereka maka nasihatilah mereka, pisahkanlah (dirimu) dari tempat tidur mereka dan pukul mereka...”

[ “kedurhakaan” di sini diartikan, istri yang meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan rumah tanpa izin suami. Sebaliknya “kedurhakaan” suami terhadap istri tidak di apa-apakan. ]

Bahasa Arab sendiri memaknai kata tersebut lebih keras dari pada “pukullah mereka.” Kata itu, sesungguhnya bermakna “cambuklah mereka.”
Mohammad Pickthal, telah menerjemahkannya secara tepat dalam terjemahan Alquran yang ditulisnya.

Pembelaan Ranting

Di Los Angeles dalam suatu program radio yang bisa dihubungi oleh para pendengarnya via telepon, seorang Muslim membela kata Arab yang diterjemahkan “pukullah mereka” itu sebetulnya hanya berarti “sabetan ranting secara amat ringan” kepada pergelangan tangan.
Tetapi saya menunjukkan kata Arab yang sama itu telah digunakan pula untuk menyatakan bagaimana unta-unta dan penjahat-penjahat dipukuli!
Siapa begitu bodoh hingga percaya bahwa menyabet pergelangan tangan dengan sebuah ranting secara amat pelan akan mampu mengendalikan unta-unta liar atau cukup menghukum para penjahat.

Wanita Dan Islam

Dashti memberikan komentarnya:

“Pernyataan bahwa laki-laki adalah pemimpin atas perempuan dalam Surat 4 : 34 membuktikan adanya ketidaksamaan hak-hak sipil bagi pria dan wanita. Kalimat tersebut dilanjutkan dengan dua penjelasan mengenai keunggulan pria atas wanita.1212.
   Ibid., p. 113.


Dalam hukum Islam, ahli waris laki-laki memperoleh lebih banyak bagian dari pada ahli waris wanita. Juga bobot kesaksian yang diberikan oleh laki-laki (yang jadi saksi) lebih dapat dipercaya dari pada kesaksian yang diberikan wanita. Untuk persisnya warisan kepada laki-laki adalah dua kali lebih banyak dari pada warisan kepada wanita. Dan kesaksian laki-laki dalam pengadilan adalah berbobot dua kali lipat ketimbang kesaksian wanita. Hak menceraikan ada pada para suami, para istri tidak berhak sama sekali.”1313.
   Ibid., p. 114.

Dari waktu ke waktu kami merujuk kepada pernyataan para ahli/ sarjana Muslim seperti halnya Ali Dashti, agar para sarjana Barat tidak dianggap membuat pernyataan tersembunyi yang kurang jujur demi menjelekkan Islam.
Penemuan-penemuan mereka didukung oleh para ahli bidang studi mengenai Timur Tengah yang sangat terkenal baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim.

Penyangkalan atas hak-hak sipil kaum wanita Muslim tercantum jelas di Alquran sendiri, sesungguhnya merupakan pencerminan dari budaya Arab abad ke-7, serta merupakan sikap yang merendahkan perempuan.
Bahkan hingga kinipun, wanita Muslim dapat diperlakukan sebagai orang tahanan di rumah mereka sendiri. Hak-hak mereka untuk keluar rumah pun dapat ditiadakan atau dicabut kalau suami mereka menghendaki demikian.

Di negara Islam seperti Kuwait, wanita tidak punya hak suara dalam pemilihan umum. Di negara Islam seperti Iran, para wanita harus membawa izin tertulis dari suami untuk keluar rumah. Di Saudi Arabia wanita bahkan tidak punya hak untuk mengemudikan mobil sendiri.

Sebuah Kasus Yang Mendapat Sorotan

Pada tanggal 10 Maret 1991, Majalah New York Time (hal 24-46) melaporkan berita mengenai hak-hak wanita di Arab Saudi sebagai berikut:

Krisis teluk pada musim gugur tahun lalu telah menimbulkan gelombang demonstrasi umum yang dilakukan para wanita. Mereka menyuruh sopir mereka keluar dari mobil kemudian mereka mengemudikan mobilnya sendiri dan membentuk konvoi menentang larangan mengemudi bagi wanita.

Kejadian itu dengan cepat mengundang reaksi keras dari para penganut agama yang fanatik. Dengan mendapat persetujuan pemerintah maka serta merta mereka mengadakan kampanye tantangan melawan tindakan para wanita tersebut.

Sebagai isu mendasar dari ketegangan tersebut adalah besarnya kekuasaan yang bisa dimiliki oleh sebuah institusi keagamaan, khususnya polisi keagamaan, “mutawwa.” Mereka berpatroli di jalan-jalan dan mal-mal perbelanjaan, dan memperingatkan para wanita untuk menutup wajah mereka dan para pemuda untuk bersembahyang.

Hanya ada 47 wanita yang ngotot mengemudikan mobilnya sendiri. Dan terhadap hal ini seorang intelektual Arab Saudi menyeletuk: “Mari kita saksikan apa yang akan terjadi dengan mereka. Mereka dilemparkan pada serigala-serigala.”

Pemerintah menghukum mereka sekejam mungkin sebagai peringatan bagi pembangkang-pembangkang lain. Tak pelak lagi, sebagian dari wanita pembangkang tersebut yang berprofesi sebagai dosen di salah satu Universitas di sana langsung dipecat atas perintah raja. Mereka, beserta beberapa anggota keluarga mereka, dilarang meninggalkan kerajaan.

Mereka diperintahkan untuk tidak menjumpai para reporter Barat atau mendiskusikan keadaan mereka dengan orang luar manapun, dan mereka diperingatkan bahwa mereka akan diberi hukuman pembalasan kalau berikutnya mereka mencoba lagi mengemudikan mobil atau menggelar demonstrasi lain.

Bagaimanapun juga, perlakuan pemerintah atas para wanita tersebut masih jauh lebih baik dari pada perlakuan institusi keagamaan terhadap mereka .... Lihat, dari atas podium politik kerajaan yang paling berpengaruh yaitu mimbar-mimbar masjid, para fundamentalis Sheik mencela dengan keras para wanita tersebut.

Dalam khotbah-khotbah Jum’at setelah peristiwa demonstrasi itu, para wanita yang terlibat dicap sebagai “anggota komunis merah,” “sekularis Amerika yang najis,” “pelacur dan wanita jalang,” “wanita nista,” dan “penganjur kebejatan moral.”

Nama, pekerjaan, alamat rumah, dan nomor telepon mereka didistribusikan terbuka di sekitar masjid atau di tempat-tempat umum lain dalam bentuk selebaran/pamflet.

Salah satu selebaran menuduh mereka sebagai orang yang murtad dari Islam, suatu perbuatan pelecehan agama yang pantas mendapat hukuman mati di Arab Saudi.

Sebagian dari pada para wanita tersebut tetap tidak mau bertobat, karena meyakini bahwa persoalan mengenai status mereka akan disidangkan. “Persoalannya bukanlah mengendarai mobil,” kata salah satu dari mereka.

“Persoalannya adalah bahwa di Arab Saudi, saya hidup sebagai manusia hanya dari puser sampai lutut,” (hidup hanya untuk melayani sex, hamil dan melahirkan anak saja).

Hukuman Yang Tidak Wajar Dan Kejam

Pemenjaraan tanpa proses yang layak; penyiksaan; pembunuhan politik; pemotongan tangan dan kaki; telinga, lidah dan kepala; mencungkil mata. Semua hal tersebut masih merupakan bagian dari hukum Islam sampai masa kini karena mereka merupakan bagian dari budaya Arab abad ke-7.1414.
   Ibid., p. 56.

Dunia Barat memandang hal-hal seperti itu sebagai tindakan barbar dan tidak layak mendapatkan tempat di dunia modern ini.

Kesimpulan

Islam jelas merupakan agama berdasarkan budaya Arab abad ke-7. Kalau perihal ini tidak dimengerti dengan baik, tidak mungkin Islam dipahami secara benar.
Kalau pokok masalah yang paling mendasar ini tidak dipahami, siapapun akan sulit mengerti mengapa orang Muslim berpikir dan bertindak demikian.

Notes.
Chapter 2 – The Key to Islam.
1
Arthur J. Arberry, Religion in the Middle East (London: Cambridge University Press, 1969), II:3.
2
Kerry Lovering, “Mecca Challenges the World,” in Africa Now Sudan Interior Mission, Jan/Feb. 1979 p. 39.
3
Victor Khalil and Deborah Khalil, “When Muslims Meet Christians,” Christians Herald, July/aug. 1988, p. 43.
4
The Concise Dictionary of Islam, ed. Cyril Classe (London: Stacey Inter., 1989), p. 179.
5
Jhon McClintock and James Strong, Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids: Baker Book House, 1981 reprint), I:339 .
6
The Encyclopedia of Islam, eds, Gibb, Levi-Provencial, Schacht (leiden: J. Brill, 1913), I:543-47.
7
Thomas Hughes, A Dictionary of Islam (London: Allen & Co., 1885), pp. 18 ff.
8
J. A. Thompson, The Bible and Archeology (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Pub. Co., 1965), pp. 13-36.
9
Quoted in the Harrisburg Patriot News, Feb. 6, 1991, p.A-3.
10
Ali Dashti, 23 years: A Study of the Prophetic Career of Mohammad (London: George Allen & Unwin, 1985), pp. 33-38.
11
Ibid., p. 113.
12
Ibid., p. 113.
13
Ibid., p. 114.
14
Ibid., p. 56.

Tidak ada komentar: